Rabu, 11 Maret 2009

warnet dari masa ke masa


DEPOK - Kondisi warnet yang tertutup dan jauh dari kontrol penjaga, memungkinkan para pengunjung untuk melakukan hal di luar kendali. Bahkan kebanyakan pelajar yang mangkir dari sekolah menyiasati hal ini.

Empat orang pengunjung tampak sedang asyik menyelami dunia maya di bilik ruangan sebuah Warung internet (warnet) bercat putih kusam di kawasan depok. Jarum jam, menunjuk ke arah angka 10, Jumat (28/11/2008) pagi, ketika itu. Di ruangan warnet tersebut terdapat sembilan bilik berukuran sekira 1,5x1 meter yang dipisahkan dengan sekat berbahan triplek bercat hitam.

Dari empat pengunjung tersebut, dua di antaranya adalah sepasang pelajar berseragam putih abu-abu. keduanya memang dapat dilihat oleh pengunjung lain jika melewati biliknya karena tiap bilik tempat komputer tersebut didesain lesehan.

"Tadi masuk sekolah terlambat, jadi cabut aja. Sekalian mau cari bahan buat tugas besok," ujar Adit (bukan nama sebenarnya) pelajar SMA tersebut ketika ditanya tentang keberadaannya di luar sekolah pada saat jam belajar sekolah.

Remaja berusia 17 tahun itu mengatakan, sebenarnya sejak pagi, ia memang sengaja untuk terlambat sekolah dan memilih bermain internet bersama pacarnya Ranti (juga bukan nama sebenarnya) yang juga masih satu sekolah dengannya.

"Sudah biasa kalo gak sekolah ya ke warnet, lagian mau kemana lagi kalau keliaran malah ketahuan keluarga lagi," kata Adit.

Kedua pelajar yang masih duduk di bangku kelas II SMA dan mengaku telah menjalin asmara selama 3 bulan itu mengatakan, hanya bermain internet bersama saja, tanpa ada niat melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh.

"Buka-buka situs aja, Facebook, atau Friendster, dan mencari bahan tugas, tapi kalo ada kesempatan ya gitu , tapi paling cuma sebatas ciuman, pokoknya 3 x 4 (seperti foto 3x4 menunjuk kepala hingga dada) aja," ujar Adit sambil tertawa.

Lain Adit, lain Hamzah, seorang pelajar yang kebetulan sedang berada di warnet itu. Hamzah mengungkapkan serunya pengalaman memadu kasih di sebuah warnet. Pada awalnya ia tidak pernah berpikiran macam-macam ketika sedang berada di bilik warnet, tetapi karena ada kesempatan ia pun berani bercumbu dengan pacarnya.

"Warnet kan tertutup, gak ada orang lain yang peduli," kata Hamzah. Bahkan, pelajar kelas III SMA negeri di Depok itupun hapal lokasi warnet-warnet di kawasan Depok yang menurutnya cocok dijadikan ajang pacaran.

"Sekarang sudah agak susah, banyak yang terbuka, sekatnya juga pendek-pendek, tapi namanya naluri tetap aja bisa," katanya.

Hamzah juga menceritakan, kadang-kadang ia dan pacarnya justru tidak pernah membuka situs-situs berbau pornografi, melainkan membuka video-video porno yang disimpan di flash disk miliknya atau pinjam dari teman.

"Saya tidak pernah buka situs porno, biasanya janjian ama pacar nonton video bokep yang udah ada di flashdisk, tinggal colok, terus tonton," katanya.

Fenomena memadu kasih di warnet memang bukan hal baru di Indonesia. Banyak situs di internet yang memajang bukti-bukti video adegan mesum di warung-warung internet.

Menurut Aldi (25), seorang penjaga warnet di kawasan Depok, seringkali ia memergoki pengunjung warnet yang sedang bercumbu.

"Dulu sering, tapi nggak sengaja paling pura-pura nggak tahu, kalau sekarang kan sudah ada kamera jadi tinggal pantau kalau ada yang berbuat macam-macam," katanya.

Aldi mengungkapkan, desain warnet yang tertutup memang memungkinkan orang berpacaran di warnet. Beberapa warnet di kawasan Depok memang dianggap sangat aman dan nyaman untuk berbuat mesum. Contohnya di lantai tiga sebuah warnet di jalan Margonda, tempat tersebut memang sangat jauh dari pengamatan penjaga warnet atau pengunjung lain yang kebanyakan berada di lantai satu.

"Biasanya komputer paling pojok tuh PW (posisi wuenak/ posisi enak) banget buat pacaran, sama yang di bawah tangga," ujarnya.